Langkah Menuju Kartika Eka Paksi
Setiap pagi sebelum fajar menyingsing, aku sudah berlari. udara dingin,jalanan sepi dan embun masih menempel di dedaunan. tapi tidak ada yang menghentikanku. lari bukan lagi sekedar hobi. bagi orang lain mungkin sekedar hobi. tapi bagiku setiap langkah adalah janji. janji pada diriku sendiri :bahwa suatu hari aku akan memakai seragam hijau loreng, berdiri tegap dengan simbol kartika eka paksi di dadaku.
Aku ingat jelas pertama kali melihat lambang itu. Sebuah pedang bersayap dan bintang bersinar di atasnya Kartika Eka Paksi, lambang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Simbol keberanian, kehormatan, dan pengabdian. Sejak hari itu, cita-citaku jelas: aku ingin menjadi bagian dari mereka. Menjadi garda depan negeri ini.
Tapi aku tahu jalan ke sana tidak mudah.
Lari adalah latihanku, tapi juga pengingat. Setiap kilometer yang kutempuh adalah perlawanan terhadap rasa lelah, rasa ragu, dan kadang rasa takut. Ketika napas mulai berat dan kaki mulai gemetar, aku bayangkan diriku sedang berlari dalam barisan, mengikuti komando, membela bangsa. Aku bayangkan lambang Kartika Eka Paksi bercahaya di dada—menjadi tujuan akhir dari setiap peluh yang menetes.
Orang-orang bilang aku terlalu serius. Tapi bagaimana aku bisa tidak serius, jika yang kukejar adalah mimpi seumur hidup?
Suatu hari nanti, aku akan berdiri di depan cermin, mengenakan seragam hijau, melihat pantulan diriku dengan lambang Kartika Eka Paksi di dada kiri. Dan aku akan tersenyum, mengingat semua langkah lari yang telah membawaku kesana.
No comments:
Post a Comment